Coklat menjadi makanan dan minuman primadona di segala kalangan usia. Selain anak-anak dan remaja, coklat juga menjadi favorit bagi golongan tua karena selain nikmat rasa juga mengandung manfaat untuk kesehatan. Penggemar coklat?, maka Kampung Coklat merupakan tempat yang sangat tepat.
Bukan saja untuk penikmat coklat, Kampung Coklat menjadi tempat yang cocok untuk bersantai. Dengan suasana sejuk perkebunan yang sudah dipoles modern, Kampung Coklat cocok untuk menghabiskan waktu senggang.
Bukan saja untuk penikmat coklat, Kampung Coklat menjadi tempat yang cocok untuk bersantai. Dengan suasana sejuk perkebunan yang sudah dipoles modern, Kampung Coklat cocok untuk menghabiskan waktu senggang.
Kampung Coklat Blitar |
Kampung Coklat Blitar terletak di Jl. Banteng Blorok 18, Desa Plosorejo, Kademangan, Blitar. Dari arah Kota Blitar ke selatan, setelah melewati jembatan kademangan, ada pertigaan dengan petunjuk menuju ke lokasi, sekitar 3,5 kilometer.
Sejarah Coklat Nusantara
Awal memasuki kawasan wisata Kampung Coklat, akan diperkenalkan sejarah coklat nusantara yang dibingkai rapi di dinding-dinding koridor. Disini bisa dibaca sejarah coklat nusantara dan asal usul coklat dari waktu ke waktu yang dijelaskan secara singkat.
Berikut adalah sejarah coklat nusantara yang terpajang rapi di Kampung Coklat :
- Tahun 1560, tanaman kakao pertama kali masuk Indonesia melalui Filipina dan tiba di Sulawesi Utara. Kakao tersebut berjenis Criollo dan dibawa oleh pelaut-pelaut Spanyol dari Venezuela.
- Tahun 1806 - 1880, tanaman kakao jenis Criollo mulai ditanam di pulau Jawa. Tak berselang lama, kakao jenis Forestero yang juga berasal dari Venezuela, juga diperkenalkan di Indonesia.
- Tahun 1888 - 1914, Dr.C.J.J Van Hall melakukan riset terhadap pohon kakao induk di perkebunan Djati Renggo dan Getas. Kedua nama kebun tersebut digunakan sebagai nama klon dengan kode DR dan G. Bersama MacGillivray dan Van Der Knaap, mereka banyak menuliskan literatur perkembangan kakao di Indonesia.
- Tahun 1938, Budidaya kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Tercatat ada 29 perkebunan kakao yang tersebar di tanah Jawa.
- Tahun 1973 , PT Perkebunan VI dan Balai Penelitian Perkebunan (BPP) Medan memperkenalkan kakao jenis bulk melalui seleksi dari berbagai klon tertua.
- Tahun 1976 , Melalui persilangan dari klon-klon ICS, Sca dan DR, BPP Jember menghasilkan bahan tanam biji hibrida. Penanaman kakao Indonesia mengalami perluasan, memasuki wilayah Riau, Medan dan Irian Jaya.
- Tahun 1980, produksi kakao Indonesia melonjak dari 2.000 - 3.000 ton pada tahun 1970 - 1977. Menjadi 7.000 ton pada tahun 1980. Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ke-3 di dunia.
- Tahun 2011, Pemerintah mengeluarkan kebijakan pengurangan ekspor bahan mentah berupa biji kakao kering dan mendorong agar menjadi produk jadi sebelum akhirnya diekspor.
Asal Usul Coklat
Berikut adalah asal usul coklat yang tertera di Kampung Coklat :
1. 1000 M, Asal usul coklat pertama kalinya ditemukan hampir 4.000 tahun yang lalu di Mesoamerika. Lokasi tepatnya di Amerika tidak diketahui, tapi dari bukti-bukti arkeologi, ditemukan pada keramik dengan residu dari minuman kakao di situs arkeologi peradaban Mokaya dan Olmec di sepanjang sungai Orinoco.
2. 1000 M, 'Kakawa', kata yang digunakan oleh suku Olmec, suku yang berasal dari Meksiko yang membangun peradaban besar pertama Mesoamerika. Sepertinya pada waktu itu bangsa Olmec sudah membudidayakan pohon kakao.
3. 100 M, Suku Maya mengadopsi kata 'kakao' dari suku Olmec. Terlihat bahwa suku Maya juga bisa membudidayakan pohon kakao. Pohon kakao diambil dari hutan hujan dan ditanamnya di halaman rumah mereka dan biji kakao dihaluskan menjadi pasta. Ketika dicampur dengan air, cabai, tepung jagung dan bahan lainnya, pasta ini dibuat minuman coklat pedas berbusa.
4. 600 M, bejana keramik yang digunakan untuk mengkonsumsi minuman coklat ditemukan dalam makam bangsawan dari suku Maya, bukti buat bahwa mengkonsumsi coklat adalah simbol status penting.
5. 1000 M, Orang-orang dari Amerika Tengah menggunakan biji kakao sebagai alat pembayaran seperti terlihat pada relief bangsa Meksiko - Keranjang berisi
6. 8.000 biji kakao yang menggambarkan angka 8.000. Penguasaan terhadap daerah-daerah utama penghasil biji kakao menjadi tujuan utama dalam perang antar suku pada beberapa abad berikutnya.
7. 1200 - 1500, dengan menundukkan suku Chimi Mecan dan Maya, suku Artez memperkuat supremasi mereka di Meksiko. Kekaisaran Aztec mengambil alih daerah penghasil kakao terkaya di Mesoamerika, Chiapas modern (meksiko, Guatemala). Suku Aztec menyebut coklat sebagai 'xocolatl' yang berarti hangat atau cairan pahit.
8. 1502, Kontak pertama orang Eropa dengan biji kakao (pelayaran ke empat yang dilakukan oleh Christopher Columbus), namun nilainya belum disadari.
9. 1525, Penaklukan Spanyol atas Aztec. Hernando Cortez terkejut mengetahui bahwa suku Aztec menggunakan biji kakao sebagai alat pembayaran. Hernando membuka perkebunan untuk menumbuhkan 'uang' yang ditukar dengan emas dari suku Aztec. Kemudian Spanyol memiliki monopoli utama dalam perdagangan coklat selama hampir satu abad.
10. 1544, Delegasi Kekchi (penduduk asli) Maya dari Guatemala mengunjungi Spanyol dan bertemu Pangeran Philip. Diantara hadiah yang diberikan adalah tempat minuman coklat Maya, merupakan catatan pertama kemunculan kakao di dunia. Orang Spanyol mulai menambahkan gula tebu dan perasa seperti vanili untuk minuman kakao manis mereka.
Welcome to Kampung Coklat
Setelah menengok sejarah dan asal usul coklat, pengunjung akan masuk ke sebuah kebun yang sudah disulap menjadi tempat yang nyaman dan santai untuk nongkrong maupun menghabiskan waktu senggang.
Ada ruangan tempat produksi coklat, pondok coklat, chocolate gallery, terapi ikan dan beberapa meja kursi kayu yang ada di bawah pohon coklat yang rindang.
Ada ruangan tempat produksi coklat, pondok coklat, chocolate gallery, terapi ikan dan beberapa meja kursi kayu yang ada di bawah pohon coklat yang rindang.
Suasana Teduh Di Bawah Pepohonan Coklat |
Tempat wisata Kampung Coklat sudah dikembangkan dan menambah sarana modern yang unik. Penjemuran kakao yang dahulu dilakukan di depan gerbang masuk, kini dilakukan di belakang.
Selain di bawah pohon-pohon kakao, menikmati segala produk dengan bahan dasar coklat bisa dinikmati di area lain yang tidak terganggu dengan pepohonan kakao, tepatnya di sebelah pembibitan pohon kakao, yang tetap menjadi penyejuk suasana.
Selain di bawah pohon-pohon kakao, menikmati segala produk dengan bahan dasar coklat bisa dinikmati di area lain yang tidak terganggu dengan pepohonan kakao, tepatnya di sebelah pembibitan pohon kakao, yang tetap menjadi penyejuk suasana.
Kebun Bibit Coklat |
Area Ngemil |
Di area yang lain, ada area having fun, merupakan arena bermain anak-anak. Ada berbagai permainan yang bisa dilakukan di area yang luas ini. Adanya sarana edukasi, bermain dan bersantai, menjadikan Kampung Coklat tempat tujuan yang menarik untuk berbagai kalangan usia. Sampai saat ini pun, Kampung Coklat tetap melakukan pengembangan wisata.
Area untuk Having Fun |
Untuk edukasi, Kampung Coklat Blitar menyediakan berbagai macam paket wisata edukasi dengan tarif Rp 15.000 - Rp 50.000 dimana pengunjung bisa panen biji kakao, pengolahan biji kakao, diskusi dengan pakar budidaya dan sebagainya. Untuk pembelian tiket edukasi bisa dilakukan di lokasi pembelian tiket masuk.