Candi Penataran Blitar. Mengenal sejarah lewat berbagai situs yang ditinggalkan merupakan hal yang menarik, terlebih jika cara mengenal situs purbakala tersebut menjadi mudah dengan dilakukannya pemugaran menjadi area wisata.
Candi Penataran merupakan candi Hindu Siwaistis yang berada di Blitar, Jawa Timur. Candi Penataran yang disebut dengan Candi Palah sudah ada sejak Kerajaan Kediri hingga jaman kerajaan Majapahit. Kompleks Candi Penataran ini merupakan kompleks candi terluas dan termegah di Jawa Timur, sehingga menjadi tempat wisata di Blitar yang sangat populer.
Candi Penataran merupakan candi Hindu Siwaistis yang berada di Blitar, Jawa Timur. Candi Penataran yang disebut dengan Candi Palah sudah ada sejak Kerajaan Kediri hingga jaman kerajaan Majapahit. Kompleks Candi Penataran ini merupakan kompleks candi terluas dan termegah di Jawa Timur, sehingga menjadi tempat wisata di Blitar yang sangat populer.
Candi Penataran berada di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, sekitar 12 kilometer ke sebelah utara Blitar.
Sejarah Candi Penataran
Candi Penataran diperkirakan dibangun sekitar tahun 1200 M pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri dan digunakan hingga era Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Wikramawardhana tahun 1415 M.
Dalam Prasasti Palah disebutkan nama asli Candi Penataran adalah Candi Palah yang dibangun tahun 1194 oleh Raja Srengga yang memerintah sekitar tahun 1190 hingga 1200. Candi ini dibuat sebagai candi gunung untuk menangkal bahaya yang disebabkan Gunung Kelud yang sering meletus.
Candi Penataran juga digunakan untuk memuja Hyang Acapalat, perwujudan Siwa sebagai Girindra (raja penguasa gunung). Pemujaan ini pernah dilakukan Raja Hayam Wuruk dalam perjalanannya.
Candi Penataran juga digunakan untuk memuja Hyang Acapalat, perwujudan Siwa sebagai Girindra (raja penguasa gunung). Pemujaan ini pernah dilakukan Raja Hayam Wuruk dalam perjalanannya.
Pada kitab Negarakertagama, kesamaan nama Girindra dengan Ken Arok yang bergelar Girindra menimbulkan dugaan bahwa Candi Penataran adalah tempat perabuan Ken Arok.
Wisata Candi Penataran
Candi Penataran ditemukan kembali oleh Gubernur Jenderal pemerintah kolonial Inggris yang pernah berkuasa di Nusantara yaitu Sir Thomas Stamford Raffles. Seiring berjalannya waktu, kompleks Candi Penataran mulai mendapat perhatian dan dipugar kembali untuk tujuan wisata.
Wisata Candi Penataran merupakan wisata andalan di Blitar setelah Makam Bung Karno. Ketika memasuki area candi, dua arca Dwarapala akan menyambut pengunjung yang datang. Arca ini sering disebut Reco Pentung.
Melihat kompleks candi yang bersih, luas, sejuk dan area yang diselimuti rumput hijau menambah sensasi segar ketika memandang kompleks tempat wisata Candi Penataran Blitar ini. Di depan area masuk, tertulis sejarah singkat yang menjelaskan tentang seluk beluk Candi Penataran.
Melihat kompleks candi yang bersih, luas, sejuk dan area yang diselimuti rumput hijau menambah sensasi segar ketika memandang kompleks tempat wisata Candi Penataran Blitar ini. Di depan area masuk, tertulis sejarah singkat yang menjelaskan tentang seluk beluk Candi Penataran.
Bagian depan dari kompleks candi adalah Bale Agung yang diatasnya ada pelataran. Di setiap sisi anak tangga diapit juga oleh dua arca Mahapala. Di sebelah tenggara Bale Agung terdapat Pendopo Teras yang diperkirakan sebagai tempat meletakkan sesaji dalam upacara keagamaan. Pada bagian pelataran tengah ada dua arca Dwarapala yang lebih kecil. Bagian ini terbagi dua oleh tembok bata yang kini tinggal pondasinya saja.
Berikut adalah beberapa candi di kompleks tempat wisata Candi Penataran Blitar :
Berikut adalah beberapa candi di kompleks tempat wisata Candi Penataran Blitar :
1. Candi Brawijaya / Candi Angka Tahun
Candi Brawijaya, bangunan candi yang paling dikenal dalam kompleks Candi Penataran adalah nama lain dari Candi Angka Tahun. Berada di sebelah tenggara Pendopo Teras. Pada bangungan candi terdapat konogram yang menunjukkan tahun 1291 saka (1369 M). Di bagian dalam terdapat arca Ganesha, itulah kenapa ada yang menyebut candi ini sebagai Candi Ganesha.2. Candi Naga
Candi Naga hanya tersisa bagian kaki dan badan tanpa meninggalkan angka tahun. Relief pada Candi Naga menunjukkan prosesi Samudramanthana (pengadukan samudra) yang berasal dari Kitab Adiparwa dan Tantu Pagelaran. Inti dari kitab tersebut menceritakan kisah para dewa yang menarik naga untuk memunculkan amerta dari samudra.3. Candi Induk
Pada bagian halaman belakang terdapat candi utama yag terdiri dari tiga teras tersusun. Tiap tangga diapit oleh dua arca Mahapala dan relief dinding candi menggambarkan cerita Ramayana. Struktur Candi Induk mirip punden berundak, berbeda dengan bentuk candi di Jawa Timur pada umumnya yang ramping dan tinggi.
Candi Induk ini adalah kaki candi dan bukan wujud utuhnya. Waow... mungkin bentuk utuhnya lebih besar lagi, meski belum ada keterangan apakah Candi Induk ini memiliki atap. Pada dinding sebelah barat terdapat Prasasti Palah berupa lingga batu yang dibuat oleh Raja Srengga.
Selain tiga bangunan candi di kompleks Candi Penataran, di
bagian belakang juga terdapat kolam yang berada di dekat aliran sungai, disebut sebagai Petirtaan Penataran Dalam.Adanya petirtaan ini dikaitkan dengan tujuan akhir dari konsep ritual pada masa itu yaitu amerta, tempat penyatuan jiwa peziarah dengan dewa.
Kompleks wisata Candi Penataran ini cukup ramai di hari-hari biasa. Beberapa penjual makanan, minuman hingga souvenir berjajar di sepanjang gerbang masuk wisata hingga kompleks candi. Candi penataran adalah salah satu wisata sejarah budaya yang tentu sangat menarik untuk dikunjungi ketika berkunjung ke Blitar.
Kompleks wisata Candi Penataran ini cukup ramai di hari-hari biasa. Beberapa penjual makanan, minuman hingga souvenir berjajar di sepanjang gerbang masuk wisata hingga kompleks candi. Candi penataran adalah salah satu wisata sejarah budaya yang tentu sangat menarik untuk dikunjungi ketika berkunjung ke Blitar.