Bukan hanya Inggris yang mengenal kisah Robin Hood di kerajaannya. Tokoh pencuri yang membagikan hasil curiannya untuk orang miskin ini juga dikenal di Indonesia. Salah satu tempat yang memiliki tokoh Robin Hood nusantara ini adalah di Kediri.
Bukit Maskumambang atau Bukit Boncolono, merupakan sebuah lokasi yang terkenal dengan kisah Maling Gentiri, dimana di puncak Bukit Maskumambang terdapat tiga makam orang sakti pada jaman penjajahan yang kini dikeramatkan dan menjadi tempat wisata ziarah bagi masyarakat Kediri.
Bukit Maskumambang atau Bukit Boncolono, merupakan sebuah lokasi yang terkenal dengan kisah Maling Gentiri, dimana di puncak Bukit Maskumambang terdapat tiga makam orang sakti pada jaman penjajahan yang kini dikeramatkan dan menjadi tempat wisata ziarah bagi masyarakat Kediri.
Bukit Maskumambang memiliki ketinggian sekitar 300 mdpl dan letaknya berhadapan dengan Gunung Klotok. Bukit Maskumambang berada di ujung barat Kediri, tepatnya di Dusun Waung, Desa Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kediri.
Berdekatan dengan Museum Airlangga dan Gua Selomangleng. Makam Ki Boncolono yang ada di puncak bukit Maskumambang menjadi salah satu tempat ziarah di Kediri yang mempunyai kisah legenda yang unik.
Sejarah Mbah Boncolono
Konon, ketika Belanda menjajah Indonesia, masyarakat hidup dalam kesengsaraan, begitu juga masyarakat Kediri. Belanda bertindak semena-mena terhadap rakyat dengan memberi pajak yang tidak masuk akal sehingga rakyat Kediri semakin menderita di tanah sendiri. Penderitaan masyarakat Kediri ini membuat Mbah Boncolono ingin membela rakyat Kediri.
Dibantu oleh Tumenggung Mojoroto, Tumenggung Poncolono dan para muridnya yang sakti, mereka merampok meneer Belanda yang kaya raya, kemudian membagikan hasil rampokan pada rakyat Kediri.
Hal yang berulang terus menerus ini membuat Mbah Boncolono dikagumi rakyat kediri dan semakin dibenci oleh pihak Belanda. Belanda semakin geram karena kesaktian Mbah Boncolono yang menyulitkan mereka untuk menghentikan kelakuan Robin Hood nusantara ini.
Dengan kesaktiannya, Mbah Boncolono selalu lolos ketika terkepung, bahkan bisa hidup kembali meski terbunuh berulang kali. Kesaktian hidup kembali setelah menyentuh tanah dikenal dengan ilmu Ajian Pancasona yang juga dimiliki Eyang Djojodigdan di Blitar dimana makamnya dikenal dengan Makam Gantung Pasanggrahan Djojodigdan.
Hal yang berulang terus menerus ini membuat Mbah Boncolono dikagumi rakyat kediri dan semakin dibenci oleh pihak Belanda. Belanda semakin geram karena kesaktian Mbah Boncolono yang menyulitkan mereka untuk menghentikan kelakuan Robin Hood nusantara ini.
Dengan kesaktiannya, Mbah Boncolono selalu lolos ketika terkepung, bahkan bisa hidup kembali meski terbunuh berulang kali. Kesaktian hidup kembali setelah menyentuh tanah dikenal dengan ilmu Ajian Pancasona yang juga dimiliki Eyang Djojodigdan di Blitar dimana makamnya dikenal dengan Makam Gantung Pasanggrahan Djojodigdan.
Siasat politik yang digunakan Belanda untuk membayar mahal bagi siapapun yang menemukan cara untuk membunuh Mbah Boncolono. Kelemahan Mbah Boncolono tersebut akhirnya diketahui Belanda dimana setelah dibunuh, jasad harus dipenggal dan dikubur terpisah oleh sungai.
Setelah membunuh Mbah Boncolono, Belanda mengubur bagian tubuh di Bukit Maskumambang, sedangkan bagian kepala dikuburkan di Ringin Sirah, Desa Banjaran. Kedua lokasi tersebut dipisahkan oleh Sungai Brantas. Dan berakhirlah kisah Maling Gentiri atau pencuri sakti di tanah Kediri tersebut.
Setelah membunuh Mbah Boncolono, Belanda mengubur bagian tubuh di Bukit Maskumambang, sedangkan bagian kepala dikuburkan di Ringin Sirah, Desa Banjaran. Kedua lokasi tersebut dipisahkan oleh Sungai Brantas. Dan berakhirlah kisah Maling Gentiri atau pencuri sakti di tanah Kediri tersebut.
Bukit Maskumambang
Bukit Maskumambang disebut sebagai Boncolono merupakan ujung kaki timur Gunung Willis dan berdiri satu jalur dengan Gunung Klotok. Dulunya di kaki bukit ini sempat dijadikan pemakaman Cina sebelum akhirnya dipindah ke Lebak. Masih tampak sisa-sisa gapura di sisi sebelah timur,selatan dan utara yang kondisinya sudah mulai terkikis dan terbengkalai. Area yang dahulunya makam pun dialih fungsikan menjadi kebun.
Ada dua jalur yang bisa dilalui untuk menuju ke puncak Bukit Maskumambang, yaitu:
- Melalui jalur barat dari area tempat wisata Gua Selomangleng.
- Melalui jalur timur yang disebut juga jalur PDAM.
Kedua jalur di tempat wisata ziarah di Kediri ini sama-sama memiliki beberapa ratus anak tangga yang harus dilalui untuk sampai ke puncak Bukit Maskumambang. Jika melalui jalur barat, bisa sekalian mengunjungi tempat wisata sejarah Gua Selomangleng dan wisata edukasi Museum Airlangga.
Jalur ke Makam Boncolono |
Siapkan tenaga dan kesabaran karena ratusan tangga harus dilalui selama kurang lebih 30 menit, setelah berjalan sekitar 100 meter dari tempat wisata Goa Selomangleng. Jalur anak tangga yang semakin tinggi, semakin jarang ditumbuhi pohon rimbun akan membuat perjalanan semakin berat. Ada sebuah warung kecil-kecilan yang bisa digunakan untuk istirahat, tapi warung ini buka ketika hari libur saja.
Semakin mendekati lokasi makam, lokasi mulai panas dan pemandangan sekitar tampak sangat indah dengan background pemandangan Kota Kediri serta Gunung Klotok di belakang, cukup bisa mengobati lelah yang lama terasa. Ada sebuah dataran di dekat puncak sebelum jalur anak tangga mulai datar, sedikit menurun, kemudian kembali menanjak sampai di gerbang makam.
View Dari Lereng Bukit Maskumambang |
Area makam Mbah Boncolono ini dibuka dengan gapura. Area makam dibatasi oleh dinding pagar batu melingkar untuk melindungi pagar lama yang mulai rapuh. Ada tiga makam di dalam lokasi yang nisannya tertutup oleh kain putih.
Ketiga makam itu adalah makam Mbah Boncolono, Tumenggung Mojoroto dan Tumenggung Poncolono yang lumayan panjang dan besar. Lokasi makam berada di bawah pepohonan rindang yang menambah sejuk suasana. Suasana yang sepi, tenang dan sejuk sangat cocok untuk menyepi maupun berziarah.
Ketiga makam itu adalah makam Mbah Boncolono, Tumenggung Mojoroto dan Tumenggung Poncolono yang lumayan panjang dan besar. Lokasi makam berada di bawah pepohonan rindang yang menambah sejuk suasana. Suasana yang sepi, tenang dan sejuk sangat cocok untuk menyepi maupun berziarah.
Makam Boncolono |
Selain menjadi tujuan wisatawan yang sedang berkunjung ke tempat wisata Gua Selomangleng dan Museum Airlangga, kawasan Bukit Maskumambang juga menjadi tujuan para peziarah. Tidak heran masih ditemukan beberapa bunga dan dupa di sekitar makam.
Pemerintah Kediri sudah melakukan pembangunan jalur anak tangga dan melakukan renovasi pada area makam untuk mempermudah masyarakat berziarah ke makam Maling Gentiri yang pernah membela rakyat Kediri tersebut.
Pemerintah Kediri sudah melakukan pembangunan jalur anak tangga dan melakukan renovasi pada area makam untuk mempermudah masyarakat berziarah ke makam Maling Gentiri yang pernah membela rakyat Kediri tersebut.