Jawa Timur lekat kaitannya dengan Kerajaan Majapahit. Berbagai peninggalan sejarah di jaman kerajaan itu tersebar di beberapa wilayah di Jawa Timur. Blitar, yang dikenal sebagai kota proklamator, menjadi salah satu tempat yang memiliki banyak peninggalan Kerajaan Majapahit.
Disamping Candi Penataran sebagai kompleks candi terbesar di Jawa Timur, ada Candi Simping, Candi Sawentar dan sebagainya. Candi Kotes adalah salah satu candi yang berkaitan dengan Kerajaan Majapahit, tetapi keberadaannya mulai terhimpit jaman modern.
Disamping Candi Penataran sebagai kompleks candi terbesar di Jawa Timur, ada Candi Simping, Candi Sawentar dan sebagainya. Candi Kotes adalah salah satu candi yang berkaitan dengan Kerajaan Majapahit, tetapi keberadaannya mulai terhimpit jaman modern.
Sesuai namanya, Candi Kotes berada di Desa Kotes, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Letak Candi Kotes sangat mudah dijangkau karena akses jalan yang sudah baik dan lokasi Candi Kotes bisa dicari di google maps.
Menurut cerita yang berkembang turun temurun, konon dulunya di daerah candi tersebut ada sebuah kolam berisi banyak ikan gabus yang disebut kotesan. Untuk itulah muncul sebuah nama untuk desa tersebut menjadi Desa Kotes.
Candi Kotes tentu masih asing didengar dibanding Candi Penataran yang menjadi wisata populer di Blitar. Namun, sejarah tidak hanya ada di Candi Penataran, karena Candi Kotes ternyata mempunyai kisah sejarah yang berhubungan dengan perjuangan Raden Wijaya.
Candi Kotes tentu masih asing didengar dibanding Candi Penataran yang menjadi wisata populer di Blitar. Namun, sejarah tidak hanya ada di Candi Penataran, karena Candi Kotes ternyata mempunyai kisah sejarah yang berhubungan dengan perjuangan Raden Wijaya.
Area tempat wisata Candi Kotes memiliki dua candi utama di dalamnya yang dinamakan Candi Kotes I dan Candi Kotes II. Dua bangunan berupa batur tersebut tersusun dari batuan andesit dengan tangga naik di bagian barat.
Area Cagar Budaya Candi Kotes |
Bangunan utama Candi Kotes
1. Candi Kotes I
Candi Kotes I berada paling depan di sebelah utara di area candi dengan posisi menghadap ke barat. Candi Kotes I tidak terdapat hiasan dengan 6 anak tangga naik. Pada bagian atas pintu masuk dan relung-relungnya terdapat pahatan Kala.Candi Kotes I memiliki ukuran panjang 3,6 m, lebar 2,24 m dan tinggi 1,42 m. Struktur bangunan candi hanya bagian kaki dan berbentuk segiempat. Diatasnya terdapat tiga bangungan kecil berupa dua altar dan satu miniatur candi yang mirip dengan model candi Jawa Timur. Di bangunan batur terdapat pahatan tahun jawa kuno 1223 saka atau 1301 M.
2. Candi Kotes II
Candi Kotes II berada di tengah area, di belakang Candi Kotes I berbentuk persegi panjang dengan panjang 7,4 m, lebar 5,3 m dan tinggi 1 m. Di bagian pipi tangga ada pahatan tahun jawa kuno 1222 saka atau 1300 M. Di atas bangunannya terdapat beberapa umpak batu bekas penyangga tiang.Sebelum pertama kali dipugar pada tahun 2921, ada beberapa laporan tentang Candi Kotes yang pernah dibuat yaitu :
- 1866 oleh Hoepermans
- 1908 oleh Kneble
- 1917 oleh Raffles yang termuat dalam History of Java.
Selain kedua bangunan utama candi, ada potongan-potongan candi di belakang candi utama yang ditata memanjang dari utara ke selatan. Benda-benda tersebut diantaranya adalah yoni yang ceratnya hilang, bongkahan batu candi, umpak dan potongan arca.
Beberapa arca pernah ditemukan di kompleks Candi Kotes seperti Ganesa, Durga Mahesasuwamardhini, Mahadewa, Agastya dan nandi. Namun keberadaan arca tersebut tidak diketahui hingga kini. Kemungkinan potongan arca ada di bagian belakang canti atau bisa saja hilang. Terbayang bukan bagaimana megahnya bangunan Candi Kotes pada jamannya?
Potongan Batuan Candi |
Dilihat dari tahun yang terpampang di bangunan candinya, Candi Kotes diperkirakan berada di awal Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Raden Wijaya.
Candi Kotes dan Raden Wijaya
Dibangun sekitar 7-8 tahun dari berdirinya Kerajaan Majapahit, sejarah Candi Kotes berawal dari runtuhnya Kerajaan Singasari yang diperintah Raja Kertanegara dalam peperangan melawan Jayakatwang dari Kediri.
Raden Wijaya sebagai keturunan Kertanegara melakukan perjuangan cukup panjang untuk membentuk sebuah kerajaan seperti ayahnya. Raden Wijaya sempat mengasingkan diri dan singgah di suatu tempat dan membangun kekuatan prajurit.
Berdasarkan prasasti Gunung Butak, pada tahun 1294 M, ketika Raden Wijaya menyerang Jayakatwang di Kediri, Raden Wijaya memperoleh bantuan dari orang-orang yang berada di daerah Kotes dan sekitarnya.
Raden Wijaya sebagai keturunan Kertanegara melakukan perjuangan cukup panjang untuk membentuk sebuah kerajaan seperti ayahnya. Raden Wijaya sempat mengasingkan diri dan singgah di suatu tempat dan membangun kekuatan prajurit.
Berdasarkan prasasti Gunung Butak, pada tahun 1294 M, ketika Raden Wijaya menyerang Jayakatwang di Kediri, Raden Wijaya memperoleh bantuan dari orang-orang yang berada di daerah Kotes dan sekitarnya.
Kewajiban yang harus dipenuhi bagi seorang raja yang memperoleh kemenangan biasanya menghadiahkan tanah kepada kepala desa berupa bangunan suci untuk ibadah (sima). Sehingga ketika Raden Wijaya menjadi raja, dia memberi bangunan suci keagamaan di daerah Kotes berupa candi untuk pemujaan yang dinamakan Candi Kotes.
Gerbang masuk Area Candi Kotes |
Keberadaan bangunan suci Candi Kotes memberi bukti bahwa Blitar menjadi wilayah penting di masa pemerintahan Raden Wijaya. Candi Kotes menjadi salah satu warisan sejarah yang bisa menjadi destinasi tempat wisata di Blitar.
Meski wisata sejarah mulai ditinggalkan, Candi Kotes tetap terawat baik dengan lingkungan yang bersih dari sampah. Ya... ini karena masyarakat desa tidak pernah melupakan sejarah Candi Kotes dan Majapahit.
Meski wisata sejarah mulai ditinggalkan, Candi Kotes tetap terawat baik dengan lingkungan yang bersih dari sampah. Ya... ini karena masyarakat desa tidak pernah melupakan sejarah Candi Kotes dan Majapahit.
Tips Wisata di Candi Kotes :
- Taati peraturan yang ada di area cagar budaya.
- Jangan merusak, memindahkan, membawa cagar budaya tanpa ijin dari instansi terkait.
- Jangan melakukan vandalisme di area situs sejarah.
- Biasanya area wisata tetap terbuka meski pos penjagaan kosong. Jika ingin masuk, tetap taati peraturan.
- Jangan mengotori area wisata yang susah terawat baik.