Gunung Agung Bali. Gunung Agung merupakan salah satu gunung berapi aktif yang masuk dalam deretan cincin api di Indonesia. Dengan ketinggian 3.142 mdpl, Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di Bali yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya Batara Mahadewa atau Hyang Tolangkir.
Dipercaya sebagai gunung yang disucikan, Gunung Agung masih lekat dengan kepercayaan masyarakat Hindu setempat, seperti adat dan istiadat. Untuk itulah, siapapun yang mengunjungi atau mendaki Gunung Agung tidak boleh sembarangan.
Gunung Agung |
Gunung Agung terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Di lereng Gunung Agung berdiri kokoh Pura Besakih, pura tertinggi di Bali yang dibangun pada tahun 1284 M oleh Resi Markandeya. Selain untuk tempat beribadah, Pura Besakih juga menjadi jalan awal Pendakian Gunung Agung dengan beberapa aturan yang harus ditaati.
Adanya gunung tertinggi disertai tempat peribadatan umat Hindu membuat tempat ini begitu istimewa, belum lagi adanya adat istiadat yang masih dilakukan di gunung suci Pulau Bali ini. Gunung Agung tentu menyimpan legenda, sejarah bahkan misteri yang menarik untuk ditelusuri.
Asal Usul Gunung Agung
Masyarakat meyakini bahwa Gunung Agung merupakan tempat bersemayam Batara Mahadewa dan hal itu tidak lepas dari legenda Gunung Agung yang sudah melekat pada masyarakat sekitar.
Konon saat para dewa memindahkan Gunung Meru yang ada di India, ada tiga bagian gunung yang jatuh dan membentuk gunung baru. Ketiga gunung yang terbentuk itu adalah Gunung Semeru di Pulau Jawa, Gunung Agung di Pulau Bali dan Gunung Rinjani di Pulau Lombok. Ketiganya menjadi gunung berapi tertinggi di masing-masing pulau dan diyakini sebagai gunung suci.
Pura Besakih |
Gunung Agung menjadi sakral karena masyarakat percaya bahwa semakin tinggi tempat maka semakin suci, dan di tempat suci itulah Sang Hyang Widi Wasa bersemayam. Untuk itulah Pura Besakih berdiri kokoh tepat di lereng Gunung Agung.
Ada dua hal yang dipercaya masyarakat sebagai asal mula nama 'besakih' yaitu :
Ada dua hal yang dipercaya masyarakat sebagai asal mula nama 'besakih' yaitu :
- Besakih diambil dari bahasa Sansekerta berarti Selamat.
- Besakih diambil dari nama seekor naga yang menghuni kawah Gunung Agung.
Misteri dan Mitos Gunung Agung
Sebagai gunung keramat, Gunung Agung menyimpan berbagai misteri dan mitos di dalamnya, yaitu :
1. Naga Besukih
Gunung Agung - Pura Besakih, tak lepas dari kisah naga yang menghuni kawahnya. Naga Besukih ini diceritakan di dalam legenda selat Bali. Dalam legenda tersebut, Naga Besukih diyakini sebagai penjaga harta karun yang ada di kawah Gunung Agung.
2. Tempat Bersemayam Mahadewa
selain dipercaya menjadi tempat bersemayam Batara Mahadewa, Gunung Agung diyakini sebagai replika Gunung Semeru yang dibelah oleh Dewa Pasupati. Gunung Agung juga dipercaya sebagai jelmaan gunung di sorgaloka tempat bersemayam Batara Siwa.
Untuk itulah pada zaman itu, tidak ada seorangpun yang berani mendaki Gunung Agung tanpa diiringi pendeta. Mendaki Gunung Agung harus membawa sesaji dan tidak boleh menggunakan perhiasan atau barang lain seperti sepatu, arloji maupun uang, karena dihadapan dewa, manusia harus sederhana.
3. Sumber Air Suci
Ada sebuah sumber air di lereng Gunung Agung yang dianggap suci oleh masyarakat setempat, sehingga mengambilnya'pun tidak boleh sembarangan karena air digunakan untuk upacara adat.
Sebelum mengambil harus bersembayang dahulu. Untuk itulah Pendakian Gunung Agung sangat diwajibkan memakai jasa guide setempat, karena jika hal buruk yang menyebabkan kematian terjadi di Gunung Agung, perlu diadakan upacara penyucian gunung.
Sebelum mengambil harus bersembayang dahulu. Untuk itulah Pendakian Gunung Agung sangat diwajibkan memakai jasa guide setempat, karena jika hal buruk yang menyebabkan kematian terjadi di Gunung Agung, perlu diadakan upacara penyucian gunung.
4. Kera Putih
What are you doing? |
Menurut pamangku Pura Pasar Agung, kera putih ini dipercaya sebagai pengiring utusan Ida Batara Gunung Agung sekaligus penjaga keutuhan Gunung Agung.
5. Pantangan Pendakian
Sampai kini, para pendaki Gunung Agung, tidak diperkenankan membawa daging sapi dalam bentuk apapun, karena sapi disucikan umat Hindu. Selain itu ada mitos dilarang memakai pakaian berwarna merah atau hijau dan pendakian tidak diperkenankan saat hari raya umat Hindu atau saat ada ibadah di Pura Besakih.
Upacara Adat
Sebagai gunung yang dikeramatkan, ada banyak upcara adat yang dilakukan di Gunung Agung, yaitu :- Upacara untuk mengingatkan umat untuk menjaga kelestarian alam di sekitar tempat suci dilakukan setiap tahun dengan sesaji berupa kambing dan kerbau yang diceburkan ke dalam kawah atau sesai berupa buah-buahan kepada Dewa Kera Hanoman.
- Upacara Wana Kertih : Dilakukan untuk memohon terwujudnya kelestarian lingkungan dan harmonisasi alam agar tidak terjadi bencana. Letusan gunung dipercaya terkait dengan ulah manusia, sehingga masyarakat selalu menjaga hubungan dengan penguasa gunung.
- Ritual menyucikan Gunung Agung dilakukan jika terjadi musibah, seperti orang hilang atau meninggal di Gunung Agung.
- Upacara Eka Dasa Rudra : upacara setiap 100 tahun saka. Ditujukan untuk meresapi segala ciptaan Tuhan yang tidak terbatas.
- Upacara Pengelempana : Untuk memohon kepada Ida Shang hyang Widhi Wasa agar kondisi Gunung Agung tidak memburuk (saat erupsi).
- Upacara Meayu-ayu : Upacara untuk memohon agar terhindar dari bahaya yang ditimbulkan dari Gunung Agung.
Kegiatan Upacara Adat |
Sejarah Letusan Gunung Agung
Letusan Gunung Agung |
Sampai kini tercatat 4 letusan Gunung Agung yang pernah terjadi :
- 1808 : letusan melontarkan abu dan batu apung dengan jumlah besar.
- 1821 : letusan normal tanpa keterangan rinci.
- 1843 : diawali gempa bumi, letusan memuntahkan abu vulkanik, pasir dan batu apung. Tahun selanjutnya pada 1908, 1915 dan 1917 di berbagai area kawah dan pematang gunung tampak tembusan fumarola, yaitu lubang di dalam kerak bumi yang mengeluarkan uap dan gas seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, asam hidroklorik dan hidrogen sulfida.
- 1963 : diawali gempa bumi, letusan dasyat bersifat magnatis sangat merusak dengan 1.148 korban meninggal dan 296 korban luka. Letusan ini berakhir pada 27 Januari 1964.
Setelah beristirahat cukup lama, Gunung Agung menunjukkan aktivitas vulkanis pada September 2017. Gunung suci yang dipercaya sebagai tempat bersemayam para dewa mungkin akan kembali bergejolak sebelum kembali tertidur pulas. Hm.... beautiful Balinese sanctity...