Selain tempat wisata alamnya yang sangat mempesona, Bali juga terkenal akan kreatifitas masyarakatnya. Pura Gunung Kawi adalah salah satu situs yang sangat unik karena dipahat langsung di dinding tebing.
Nama Pura atau Candi Gunung Kawi memang condong ke Jawa Timur, karena Gunung Kawi berada di Jawa Timur. Nah, memang ada kisah sejarah antara Jawa dan Bali yang membuat tempat wisata ini semakin menarik.
Pura Gunung Kawi berada di Dusun Penaka, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Berada sekitar 40 kilometer dari pusat kota Denpasar, pura ini berada di area Sungai Pakerisan.
Cara ke Pura Gunung Kawi Bali :
Tidak sulit mencari lokasi Pura Gunung Kawi, karena lokasinya satu jalur menuju Pura Tirta Empul Tampaksiring. Dari Denpasar bisa melewati Pasar Blahbatuh ke utara, menuju Desa Bedulu Gianyar. Kemudian lurus ke utara sekitar 6 kilometer hingga sampai di Kecamatan Tampaksiring.
Pura Gunung Kawi berada sekitar 21 kilometer dari Gianyar. Jika tidak membawa kendaraan pribadi, bisa memanfaatkan jasa taksi, bus pariwisata atau jasa agen perjalanan.
Candi Gunung Kawi
Jika biasanya candi berupa batuan yang terbuat dari bata merah atau batu gunung, candi Gunung Kawi justru tampil beda guys!, berupa pahatan di dinding tebing batu padas yang ada di dasar lembah tepi sungai. Keunikan inilah yang menjadi daya tarik tempat wisata di Bali satu ini.
Untuk ke kompleks Candi Gunung Kawi ini tidak mudah dan diperlukan sedikit olahraga, karena harus menuruni sekitar 300'an anak tangga hingga sampai di dasar lembah. So, prepare your energy and water.
Konon, penamaan Gunung Kawi berasal dari bahasa Jawa kuno, dimana kata kawi memiliki arti pahatan. Lokasinya yang ada di dasar lembah dan adanya candi yang dipahat, situs kuno inipun disebut dengan Candi Gunung Kawi. Tapi ingat, tidak ada kaitannya dengan Gunung Kawi di Jawa Timur lho! Baca: Keraton Gunung Kawi - Menelusuri Pertapaan Para Raja di Tanah Jawa.
Disini juga terdapat makam abu Raja Udayana yang pernah memimpin kerajaan terbesar di Bali. Makam abu raja ini berada di balik pahatan candi dinding. Pura Gunung Kawi selain dipercaya sebagai tempat persemayaman, sekaligus tempat tinggal Raja Udayana.
Itulah kenapa Pura Gunung Kawi ini selain disakralkan, juga menjadi situs purbakala yang dilindungi di Bali.
Pura ini diketahui sudah ada sejak abad XI berdasarkan pahatan tulisan di pintu-semu yang ditulis dengan huruf tipe Kadiri berbunyi 'rakryan' (Stutterheim 1929:72 ; Bernet-Kempers 1960:79:1977) dan ditemukan oleh peneliti Belanda pada tahun 1920 Masehi.
Sungai Pakerisan - Candi Tebing - Pura |
Dalam Prasasti Tengkulak berangka tahun 945 Saka (1023 M), ada keterangan bahwa di tepi Sungai Pakerisan terdapat kompleks pertapaan bernama Amarawati. Para arkeolog berpendapat bahwa Amarawati mengacu pada lokasi Candi Gunung Kawi. (indonesiakaya)
Sejarah Candi Gunung Kawi
Seperti diketahui, Raja Udayana adalah raja Kerajaan Bedahulu dari dinasti Warmadewa. Dari pernikahannya dengan putri dari Jawa bernama Gunapriya Dharmapatni, mereka memiliki tiga putra, yaitu Erlangga, Marakata dan Anak Wungsu.
Erlangga pulang ke Jawa dan menjadi raja di Kerajaan Kahuripan, dimana saat akhir pemerintahannya, kerajaan terbelah menjadi Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala...
...back to Bali story...
Menurut penelitian, candi tebing ini dibuat pada masa pemerintahan Raja Udayana, Marakata hingga Anak Wungsu. Marakata membangun kompleks Candi Tebing Gunung Kawi sebagai tempat pemujaan bagi arwah ayahnya.
Sepeninggal Marakata, Anak Wungsu menjadi raja selanjutnya. Keseluruhan kompleks Candi Gunung Kawi inipun difungsikan sebagai pura dan tempat peribadatan keluarga kerajaan oleh Raja Anak Wungsu.
Kompleks Candi Tebing Gunung Kawi
1. Pura
Pura Bukit Gundul |
Di kompleks Candi Gunung Kawi, ada lima area pura, yaitu Pura Gunung Kawi, Pura Puncak Gunung Kawi, Pura Kawan, Pura Pemasaran Gunung Kawi dan Pura Bukit Gundul di dekat candi ke sepuluh.
Selain digunakan untuk sembahyang, area pura Gunung Kawi sering digunakan untuk meditasi dan melukat (upacara pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual) di samping nunas tirta (air suci).
2. Sembilan Candi Tebing dan Candi kesepuluh
Pura Gunung Kawi berada pada ketinggian 470 mdpl. Tempat wisata di Bali yang sangat populer ini ditemukan 10 pahatan candi tebing dan 34 pahatan pada gua-gua pertapaannya.
Candi Tebing Gunung Kawi terletak berhadap-hadapan dan dipisahkan oleh Sungai Parikesan. Di sebelah timur sungai ini didirikan 5 pahatan candi menghadap ke barat. Sedangkan sebelah barat sungai, ada 4 pahatan candi menghadap ke timur. (puragunungkawi)
Masing-masing pahatan candi didirikan berjajar dalam ceruk yang dibatasi pilaster datar. Candi yang paling utara dari rangkaian lima candi di timur sungai diyakini sebagai tempat pemujaan arwah Raja Udayana.
Hal itu diyakini dari tulisan Haji Lumah Ing Jalu yang berarti 'Sang raja dimakamkan di Jalu (sungai Pakerisan)'. Sedangkan empat candi lainnya diduga dibangun untuk permaisuri dan anak-anak Raja Udayana. (Arkeolog Dr. R. Goris)
Di depan pahatan candi terdapat saluran air untuk mengalirkan air ke kolam di bawahnya. Air yang tertampung di kolam, dialirkan ke Sungai Pakerisan.
Beralih dari timur sungai, ada juga empat candi tebing di bagian barat sungai yang mungkin didedikasikan bagi empat selir Raja Udayana. Sedangkan satu candi lain yang ada di selatan dibangun untuk seorang pejabat tinggi kerajaan.
Selain sembilan candi yang saling berhadapan, candi kesepuluh berada cukup jauh dari Sungai Pakerisan. Sebelum sampai di kompleks candi tebing, ada jalan setapak ke kanan membelah sawah.
Untuk mencapai candi kesepuluh, harus berjalan lagi sejauh 200 meter, melewati tepian sawah hingga pepohonan yang rimbun menyerupai hutan.
Selain pura, pahatan candi, di area ini juga terdapat beberapa gua pertapaan yang dipahatkan di sekitarnya. Masyarakat Bali menamakan tempat ini Bukit Gundul. Bedanya, di lokasi candi ke-10 ini ada air mengalir di samping kanan dan kirinya.
Candi 10 |
Akhir dari perjalanan menyusuri candi ke-10 berakhir di sebuah gerbang yang digembok. Disinilah saatnya putar balik.
3. Goa
Di kompleks Pura Gunung Kawi memang ada banyak goa. Salah satunya diyakini sebagai tempat Raja Udayana bermeditasi. Untuk masuk ke goa khusus meditasi, ada pantangan yang sudah berlaku sejak dulu, yaitu tidak diperkenankan memakai alas kaki.
Di area payogyan, pada sebelah selatan, juga ada goa yang tampak seperti tempat tinggal berbentuk memanjang.
Pada bagian utara, juga ada goa, didalamnya terdapat pelinggih (tempat pemujaan) dan dihiasi dengan wastra (kain tradisional yang memiliki makna dan simbol), yang tidak boleh dimasuki. Konon, tempat itulah yang digunakan tempat bermeditasi Raja Udayana. (bali post)
Pada bagian utara, juga ada goa, didalamnya terdapat pelinggih (tempat pemujaan) dan dihiasi dengan wastra (kain tradisional yang memiliki makna dan simbol), yang tidak boleh dimasuki. Konon, tempat itulah yang digunakan tempat bermeditasi Raja Udayana. (bali post)
Legenda Pura Gunung Kawi
Tak hanya sejarah yang mewarnai kisah Candi Gunung Kawi. Ada beberapa legenda turun-temurun yang juga menjadi asal mula pahatan candi di tebing tersebut.
Menurut cerita rakyat, Candi Tebing Gunung Kawi dibuat oleh Kebo Iwa yang terkenal sangat sakti. Dengan kesaktiannya, Kebo Iwa menatahkan (memahat) kuku-kukunya yang tajam pada dinding batu cadas di Sungai Pakerisan, sehingga membentuk gugusan dinding candi yang indah. Konon, hal itu diselesaikan dalam waktu semalam. (wikipedia)
Tempat Wisata Pura Gunung Kawi Bali
Pura Gunung Kawi menjadi destinasi wisata yang sangat populer karena keunikannya. Selain mengunjunginya, bisa sekalian mampir ke Pura Tirta Empul Tampaksiring. Seperti tempat wisata di Bali yang dikenal sakral, tentunya harus menggunakan sarung untuk masuk ke tempat wisata ini, terutama ketika diadakan upacara adat atau keagamaan.
Tak hanya bangunan yang unik dan indah, suasana asri juga tampak dari rimbunnya pohon, hijaunya sawah membentang ditambah suara gemericik air dari sungai yang dikeramatkan di Bali ini.
Setelah menyusuri tangga batu padas yang dibingkai dengan dinding batu, akan tampak dua area percandian yang dibatasi oleh sungai Pakerisan. Jadi, mau kemana dulu nih?
ke Candi 10 dulu... |
Tips Wisata di Pura Gunung Kawi Bali :
- Wisatawan wajib menggunakan sarung yang disediakan di area tiket masuk.
- Karena merupakan kawasan suci, sebaiknya berpakaian sopan, menjaga sikat dan menaati peraturan yang ada.
- Saat ada ritual keagamaan diharapkan tertib terutama dalam memfoto agar tidak mengganggu jalannya ritual.
- Wanita yang sedang datang bulan tidak boleh masuk pura.
- Jangan mengotori area wisata dan jangan melakukan vandalisme.
- Pakailah sandal yang nyaman untuk trekking dan jangan lupa bawa air yang cukup untuk mengobati rasa lelah.
Informasi Wisata Pura Gunung Kawi Bali :
- Lokasi : Dusun Penaka, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali (Map : Klik Disini)
- Buka / Tutup : 08.00 - 18.00 WITA
- HTM : Rp. 30.000
- Telepon : 0856-3795-229
- Penginapan : Remy Homestay, Geriya de Kakiang Homestay, Bali Eco Resort & Homestay
- Wisata Sekitar : Pura Tirta Empul Tampak Siring, Pulagan Bali Agro, Museum of Art Jero Bang Pinatih.