Jika ditanya gunung apa yang sangat menantang, Gunung Raung pasti masuk di dalam daftar, disamping pendakian Puncak Cartenz.
Di kalangan pendaki khususnya di Pulau Jawa, bukan rahasia lagi kalau Gunung Raung memiliki jalur pendakian ekstrim dan menantang, yang disebut-sebut menjadi jalur pendakian tersulit di Jawa. Hm... benarkah?
Gunung Raung terletak di dalam tiga kabupaten yaitu Besuki, Banyuwangi dan Bondowoso. Gunung yang masuk daftar 10 Gunung Tertinggi di Jawa Timur ini memiliki perijinan pendakian yang terbilang rumit, karena termasuk gunung dengan jalur pendakian ekstrim.
Memiliki dua jalur pendakian, Jalur Pendakian Gunung Raung via Kalibaru adalah jalur resmi yang umum digunakan. Selain perizinan yang rumit, siapapun yang ingin ke Puncak Sejati'nya harus menaati beberapa peraturan yang wajib dilakukan, salah satunya adalah membawa Perlengkapan Panjat Tebing.
Namun bukan pemanjat tebing saja yang boleh kesana. Siapapun bisa mendaki Gunung Raung, asalkan dalam kondisi sehat, kuat dan siap lahir batin. Bagaimana tidak?, jalur ini akan melewati jalur sempit dengan tepian jurang sedalam ratusan meter. Tertarik?
Jika adrenalinmu sudah menggebu-gebu untuk mencoba sensasi Pendakian Gunung Raung, berikut beberapa fakta seputar Gunung Raung.
Fakta Gunung Raung
1. Puncak tertinggi dari gugusan Pegunungan Ijen.
Gunung Raung berada di tiga kabupaten di wilayah Besuki, Banyuwangi, Bondowoso dan Jember. Lokasinya berada di dalam kawasan kompleks Pegunungan Ijen yang terdiri dari beberapa gunung, diantaranya Gunung Suket, Gunung Pendil, Gunung Raung, Gunung Rante, Gunung Merapi, Gunung Remuk dan Kawah Ijen.
Dengan tinggi 3.344 mdpl, Gunung Raung menjadi gunung tertinggi kedua setelah Gunung Semeru dan menjadi puncak tertinggi dari gugusan Pegunungan Ijen. Puncak Sejati adalah puncak yang tertinggi, disusul puncak-puncak lain seperti Puncak Bayangan, Puncak Tusuk Gigi, Puncak 17 dan Puncak Bendera.
2. Memiliki empat jalur pendakian, hanya via kalibaru yang populer.
Pendakian Gunung Raung via Kalibaru Banyuwangi adalah jalur yang paling populer di kalangan pendaki. Jalur yang dirintis oleh Klub Pecinta Alam Pataga Untag Surabaya pada tahun 2002 ini, sekarang disebut-sebut sebagai jalur pendakian gunung tersulit dan terekstrim di Jawa. Baca : Pendakian Gunung Raung 3.344 mdpl via Kalibaru
Jalur Pendakian Gunung Raung selanjutnya adalah via Sumber Wringin, yang merupakan jalur satu-satunya via Bondowoso. Kabarnya, jalur ini tidak sesulit via Kalibaru dan sudah ada 6 pos sebelum sampai di puncak. Namun puncaknya adalah Puncak Bayangan dengan tinggi 3.332 mdpl, tidak bisa lanjut ke Puncak Sejati.
Jalur pendakian Gunung Raung ketiga adalah jalur pendakian via glenmore - jalur selatan. Jalur ini dirintis oleh tim mapala UI pada tahun 2003. Jalur ini kabarnya juga bisa sampai Puncak Sejati. Sebelum itu akan mencapai Puncak Selatan (Highcamp Peak) lebih dahulu.
Jalur pendakian Gunung Raung terakhir adalah jalur pendakian via jambewangi, masih area Banyuwangi. Jalur pendakian ini dibuka oleh tim OPA Luwak yang berada di kawasan tersebut. Pendakian akan melewati 10 pos sebelum sampai ke puncak.
Meski berbeda jalur, pendakian Gunung Raung hingga ke puncak masih sama-sama membutuhkan waktu berhari-hari tentunya.
3. Perizinan ketat untuk keamanan di perjalanan.
Pendakian Gunung Raung via Kalibaru terkenal ekstrim dan sangat menantang. Sehingga, bukan orang sembarangan, atau pendaki abal-abal yang diizinkan naik, karena semua persiapan tidak semudah membalikkan telapak tangan, ferguso...
Ada beberapa syarat Pendakian Gunung Raung yang terkenal ribet, tak hanya sekarang, tetapi sejak dulu. Kini, Pendakian Gunung Raung menerapkan beberapa aturan baru yang harus ditaati sebelum pendakian, salah satunya adalah wajib menggunakan jasa guide profesional.
Selain itu perlengkapan pendakian harus lengkap, seperti kebutuhan logistik, tenda, peralatan pribadi, dan Peralatan Panjat Tebing (standar pendakian). Kemudian wajib menyertakan Surat Keterangan Sehat dari puskesmas Kalibaru. Baca : Peralatan Panjat Tebing dan Fungsinya
Nah, terbukti bahwa sekretariat Gunung Raung sangat memperhatikan keselamatan pendaki yang akan mengalami petualangan luar biasa di jalur curam nan ekstrim. Dengan adanya kewajiban jasa guide, tentunya harus ada budget tambahan nih.
4. Tidak ada sumber air, tubuh wajib dalam kondisi baik.
Bukan bualan kalau ada yang bilang, bahwa untuk ke Gunung Raung, minimal harus membawa minimal 6 botol air 1500 ml per orang!. Memang ucapan yang bisa membuat siapa saja menderita jika tidak pernah membawa barang berat. Untuk itulah jika ingin mendaki Gunung Raung, siapkan kondisi dan tenaga ekstra.
Maka jangan heran kalau bawaan pendaki ke Gunung Raung sampai segede kulkas, karena berisi berbagai keperluan selama pendakian sekitar 4 - 5 hari. Jika tidak terbiasa, siapkan budget lagi untuk sewa porter.
5. Pendakian ekstrim yang mengharuskan naik turun tebing.
Tujuan membawa Peralatan Panjat Tebing memang untuk naik turun tebing di jalur Pendakian Gunung Raung. Tidak ahli panjat tebing?, itulah gunanya guide profesional dalam pendakian.
Pendakian Gunung Raung yang terkenal ekstrim dimulai dari Puncak Bendera hingga Puncak Sejati. Di sepanjang jalur ini, jangan berharap pendakian ke puncak akan sama dengan puncak gunung-gunung lain, karena ribetnya tali temali dan turun bergiliran akan menyita banyak waktu.
Gunung Raung memiliki beberapa titik rawan yang mengharuskan pendaki melakukan pemanjatan. Pada dinding batuan gunung juga sudah ada hanger, bolt, anchor maupun pasak besi untuk mempermudah pendakian.
Tak berhenti dengan naik turun tebing curam, jalur juga akan melewati jalur kecil, tipis dengan jurang di sebelah kanan dan kiri. Jalur ini populer dijuluki jembatan sirotol mustaqim Gunung Raung. Terpeleset sedikit saja, tamat riwayatmu.
Tak hanya dikepung oleh jurang-jurang, selepas dari Puncak Bendera, jalur Pendakian Gunung Raung menjadi full batuan hingga sampai Puncak Sejati. Jadi harus ekstra waspada dan konsentrasi. So, betapa pentingnya tetap safety saat melakukan Pendakian Gunung Raung ini guys.
6. Raung, stratovolcano aktif yang terus meraung.
Dengan tinggi 3.344 mdpl, Gunung Raung adalah salah satu gunung stratovolcano aktif. Letusan Gunung Raung dicatat mulai tahun 1593, dan letusan terbesar terjadi pada tahun 1953 dan 1956. Baca : 10 Gunung di Indonesia yang Pernah Meletus Dahsyat
Dalam rentang waktu tersebut, Gunung Raung tercatat sudah meletus lebih dari 50 kali. Terakhir, aktivitasnya meningkat pada 2015.
7. Memiliki kaldera kering terbesar se Jawa.
Puncak Gunung Raung berupa dataran kaldera kering yang besar dan luas. Dibatasi dinding curam, kaldera ini memiliki kedalaman sekitar 500 meter. Menobatkannya menjadi kaldera kering terbesar ke-2 di Indonesia setelah Gunung Tambora.
Tak jauh beda dengan Gunung Rokatenda dan Gunung Tambora yang memiliki Doro Api To'i, Gunung Raung juga memiliki anak gunung baru setelah erupsi terakhirnya. Gunung baru ini memiliki diameter sekitar 300 meter dengan ketinggian sekitar 50 meter. Sekarang, entahlah sudah berapa meter ukurannya.
8. Gunung level sulit yang pernah memakan korban jiwa
Ada beberapa Penyebab Umum Kematian di Alam Bebas, dalam pendakian bisa saja jatuh, sakit atau kecelakaan lainnya. Gunung Raung juga pernah beberapa kali memakan korban, yang dikarenakan jatuh maupun hipotermia.
Pada 2010, ditemukan pendaki di Jalur Pendakian Gunung Raung jalur selatan, karena kedinginan dan mengalami hipotermia (surya). Pada 2018, ada korban meninggal di bawah Puncak Tusuk Gigi karena terpisah dari rekannya (kompas). Selain itu, pada 2014 ada dua pendaki yang jatuh menjelang puncak dan untungnya masih bisa diselamatkan (kompas). Baca : 5 Penyebab Umum Kematian Alam Bebas
9. Mitos pondok misterius di jalur pendakian Sumber Wringin
Jalur Pendakian Gunung Raung via Sumber Wringin ini lebih mudah daripada tiga jalur yang lain dan ada hal menarik di jalur pendakian ini, yaitu adanya empat pondok misterius.
Empat pondok misterius yang fenomenal di kalangan pendaki yaitu Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin. Nah, apakah kisah mistis dibalik pondok misterius itu?, check it out!
- Pondok Sumur : Konon terdapat sumur yang biasa digunakan pertapa sakti asal Gresik. Sumurnya dipercaya masih ada, tapi tak kasat mata alias gaib.
- Pondok Demit : Diyakini sebagai tempat jual-beli para lelembut. PAda hari tertentu terdengar keramaian yang diiringi alunan musik.
- Pondok Mayit : Pernah ditemukan sesosok mayat menggantung di sebuah pohon. Mayat seorang bangsawan Belanda yang dibunuh para pejuang saat itu.
- Pondok Angin : Pondok indah yang sebenarnya tidak misterius. Di area camp ini tampak kota Bondowoso dan Situbondo. Disini angin bertiup sangat kencang seperti meraung-raung di telinga.
Gunung Raung langsung terkesan angker setelah adanya kisah pondok misterius. Tetapi tentang pondok angin, sepertinya sudah menjadi sajian fenomenal di kalangan pendaki nih.
10. Legenda Arca Nyei yang Memunggungi Gunung Raung
Bergeser ke tema purbakala, di Jalan Purbakala Desa Pekauman, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, terdapat artefak yang disebut dengan Batu Nyei - batu perempuan yang berdiri di tengah ladang tembakau.
Dari aneka jenis batu yang tersebar, hanya arca Batu Nyei yang paling menonjol, memunggungi Gunung Raung di sisi timurnya. Konon, menurut masyarakat setempat yang didapat dari cerita turun temurun, batu itu adalah sosok wanita yang menjadi batu akibat tersambar petir.
Arca Nyei memiliki tinggi sekitar 2 meter dengan bagian kaki hingga lutut terkubur dalam tanah. Bagian wajah menyisakan sedikit lekuk karena terkikis zaman. Kedua tangan menelungkup menutupi vulva (organ intim) dan bagian pinggul terpahat menonjol dibanding bagian lain.
Sedangkan arca suami yang disebut Batu Jei, berada sekitar 200 meter ke arah barat dari Arca Nyei. Arca yang sempat hilang ini ditemukan terkubur pada 2010. Batu Jei yang berukuran 2,9 meter dengan diameter 1,2 kini ada di Museum Mpu Tantular, Sidoarjo. Baca : Menelisik Jejak Purba di Museum Megalitikum Bondowoso
Arca Nyei dipercaya sebagai arca kesuburan dan posisi yang memunggungi Gunung Raung diduga sebagai penanda bahwa penduduk Pekauman di zaman Batu Besar dan Bercocok Tanam menganggap Gunung Raung sebagai Gunung Suci, tempat pemberi berkah sekaligus ancaman saat erupsi.
Memunggungi Gunung Raung juga berarti pelaksana ritual harus menghadap ke Gunung Raung untuk mencegah agar Gunung Raung tidak memuntahkan bahaya ketika erupsi, karena mereka membutuhkan Gunung Raung yang memberi kesuburan dari abu vulkaniknya.
Nah, itu adalah 10 fakta Gunung Raung mulai dari geografis, pendakian, mitos hingga arca purbakala yang berkaitan dengan Gunung Raung. Bagaimanapun juga, Gunung Raung disebut sebagai gunung dengan trek tersulit setelah Puncak Jaya Papua. Jadi untuk mendakinya jangan sembarangan.
Sembarangan dalam hal ini adalah dari segi keselamatan dan juga tingkah laku. Karena Gunung Raung bukan hanya memiliki medan yang sulit, tetapi seperti gunung yang lain, juga memiliki misteri yang selalu menjadi bumbu cerita dalam pendakian. Oke!