Berwisata ke Mojokerto, jangan lupakan Trowulan, apalagi bagi yang gemar akan wisata sejarah. Tidak jauh dari Museum Trowulan, ada dua situs sejarah yang bisa dikunjungi yaitu Candi Bajang Ratu dan Candi Tikus. Jika di Blitar ada Candi Sawentar, maka Mojokerto punya Candi Tikus yang sama-sama ada di bawah tanah.
Peninggalan Kerajaan Majapahit ini diberi nama 'tikus', karena pada saat ditemukan, di area candi ditemukan banyak tikus. Kini, wajah baru kawasan Candi Tikus semakin cantik dan memanjakan mata. Untuk sekedar bersantai dan mengenal sejarah, Candi Tikus adalah salah satu destinasi wisata di Trowulan yang patut dikunjungi.
Candi Tikus terletak di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Berada sekitar 13 kilometer di sebelah tenggara Kota Mojokerto.
Tempat wisata Candi Tikus bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Dari jalan raya Mojokerto - Jombang, tepat di perempatan Trowulan, belok ke timur, melewati Kolam Segaran, Museum Trowulan dan Candi Bajang Ratu. Sudah ada petunjuk yang jelas untuk memudahkan rute.
Penemuan Candi Tikus
Candi Tikus ditemukan pada tahun 1914 oleh penduduk setempat dan dilaporkan kepada Bupati saat itu, yaitu R.A.A Kromodjojo Adinegoro. Saat itu di Desa Temon dan sekitarnya sedang diserang hama tikus. Kawanan tikus selalu masuk ke lubang yang ada di atas sebuah gundukan. Atas perintah bupati, lubang yang menjadi sarang tikus kemudian dibongkar dan ternyata terdapat sebuah bangunan.
Bangunan ini kemudian dipugar mulai tahun 1984 dan selesai pada tahun 1989. Bangunan yang akhirnya diberi nama Candi Tikus ini berada di bawah tanah dengan kedalaman sekitar 3,5 meter. Sehingga untuk memasukinya harus melalui tangga masuk di sisi utara.
Bangunan Candi Tikus
Candi Tikus berbentuk persegi dengan ukuran sisi 22.50 meter, dan tinggi keseluruhan 5,20 meter. Candi ini berdiri pada permukaan tanah yang lebih rendah dengan kedalaman sekitar 3,5 meter. Bangunan ini terdiri dari bangunan induk - terbuat dari batu bata, teras dan kolam.
Pintu masuk candi ada di sisi utara, berupa tangga selebar 3,5 meter, menuju ke dasar kolam. Di kanan dan kiri tangga, juga ada kolam persegi berukuran 3,5 x 2 meter dengan kedalaman 1,5 meter. Pada dinding luar masing-masing berjajar tiga pancuran berbentuk padma (teratai) dari batu andesit.
Bangunan induk terletak di tengah dan menghadap tepat ke anak tangga. Di atasnya terdapat menara dengan tinggi sekitar 2 meter berbentuk meru dengan puncak datar. Bangunan ini dikelilingi bangunan menara-menara. Dengan adanya miniatur menara, diperkirakan candi ini dibangun antara abad 13 - 14 M, karena miniatur menara merupakan ciri arsitektur masa itu.
Ada 8 menara di teras pertama dan kedua, sedangkan 4 menara ada di sudut bangunan induk. Di sekeliling kakinya berjajar 17 pancuran berbentuk makara dan padma. Di belakang bangunan induk terdapat saluran air masuk. Sedangkan saluran pembuangan ada di bagian utara, di lantai dasar dekat tangga masuk.
Sebuah Petirtaan?
Candi Tikus diduga sebagai petirtaan. Bahkan anggapan tersebut mengundang perdebatan di kalangan pakar sejarah dan arkeologi. Beberapa pakar berpendapat bahwa Candi Tikus petirtaan, tempat mandi keluarga raja. Beberapa pakar yang lain berpendapat bahwa Candi Tikus adalah tempat penampungan dan penyaluran air untuk keperluan penduduk Trowulan.
Memang belum didapatkan sumber informasi tertulis - seperti prasasti, yang menjelaskan tentang kapan, untuk apa dan oleh siapa Candi Tikus dibangun. Namun, menara yang berbentuk meru menciptakan dugaan bahwa bangunan candi ini juga berfungsi sebagai tempat pemujaan.
Dari sudut arsitektur, Candi Tikus mengingatkan pada konsep kesucian Mahameru, yang dikenal dalam hinduisme dan budhisme. Candi Tikus adalah lambang Mahameru, dimana bentuk bangunan semakin ke atas semakin kecil, serta bangunan induk ada di puncak utama yang dikelilingi delapan puncak yang lebih kecil. Jadi, kemungkinan Candi Tikus merupakan petirtaan yang disucikan.
Wajah Baru Candi Tikus
Candi Tikus adalah salah satu destinasi wisata di Trowulan yang sangat populer. Lokasinya yang tak jauh dari Museum Trowulan, tentunya peninggalan sejarah satu ini menjadi pelengkap wisata selain Candi Bajang Ratu yang berjarak sekitar 600 meter dari Candi Tikus. Baca : Candi Bajang Ratu, Sisa Kemegahan Ibu Kota Majapahit.
Mengalami beberapa kali renovasi, lingkungan di sekitar candi sangat tertata cantik dan menarik. Tidak hanya menonjolkan keberadaan Candi Tikus saja, tetapi area di sekitarnya juga didesain lebih eye-catching agar memuaskan wisatawan yang datang, sekaligus agar ketertarikan akan sejarah budaya semakin berkembang.
Meski berada di bawah tanah yang hanya bisa dilihat dari dekat, area di bagian atas juga cantik. Pemandangan hijau di sekitarnya bisa menjadi pelengkap view bagi yang suka potret memotret. Apalagi, area air di area Candi Tikus juga selalu terjaga kebersihannya, menjadi nilai plus untuk wisata sejarah di Trowulan ini.
Area tempat wisata candi tikus didominasi oleh lapangan hijau luas dan dikelilingi oleh pepohonan rindang. Tak lupa, ada beberapa tanaman bunga yang menjadikan lokasi ini cocok untuk bersantai sejenak. Meski lokasinya strategis, jangan harap bisa melihat keunikan Candi Tikus dari luar pagar, karena sekali masuk ke dalam, pasti betah berlama-lama.
Tips Wisata di Candi Tikus :
- Candi Tikus hanya bisa dilihat dari dekat, jadi daripada penasaran sebaiknya masuk saja.
- Patuhi aturan yang ada di tempat wisata cagar budaya Candi Tikus.
- Jangan mengambil, merusak dan melakukan vandalisme pada benda purbakala di area situs.
- Jagalah kebersihan di area Candi Tikus.
Informasi Wisata Candi Tikus Trowulan :
- Lokasi : Jalan Raya Trowulan, Jatirejo, Temon, Kec. Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur (Map : Klik Disini)
- Buka / Tutup : 07.00 - 16.00 WIB
- HTM : Rp.3.000/orang
- Wisata Sekitar : Kolam Pancing Kebon Jati, Candi Bajang Ratu, Candi Kedaton (Sumur Upas), Museum Trowulan, Kolam Segaran.
Ref : kebudayaan.kemendikbud, candi.perpusnas, situsbudaya.id, sindonews.