Bangunan bersejarah di Semarang tidak hanya Lawang Sewu dan Kota Tua saja. Kabupaten Semarang juga memiliki tempat bersejarah sekaligus sebagai wisata edukasi, salah satunya adalah Ambarawa yang sebelumnya pernah menjadi Ibukota Kabupaten Semarang.
Ambarawa tidak hanya terkenal dari keeksotisan Danau Rawa Pening yang populer, tetapi juga identik dengan perkereta apian. Kota Palagan Ambarawa memiliki letak strategis, yaitu diantara Semarang, Surakarta dan Yogyakarta. Itulah yang membuatnya menjadi pangkalan militer pemerintah Hindia Belanda. setelah Perang Diponegoro (1825-1830).
Belanda kemudian membangun Stasiun Willem I untuk kepentingan militer dan transportasi barang komoditas sekitar Ambarawa dan daerah pedalaman ke pelabuhan di Semarang. Kini stasiun tersebut beralih fungsi menjadi Museum Kereta Api Ambarawa.
Museum Ambarawa berada di Jl. Stasiun no.1, Desa Panjang, Ambarawa, Kabupaten Semarang. Musium Ambarawa adalah museum perkeretaapian pertama di Indonesia. Museum ini memiliki koleksi kereta api yang dulunya pernah berjaya dan salah satu kereta apinya dijadikan sarana wisata. Hm... menarik bukan?!
Area Loket Museum Ambarawa |
Museum Kereta Api Ambawara menjadi salah satu tempat wisata di Ambarawa yang populer. Museum ini sudah dikelola dengan sangat baik. Untuk masuk ke area museum, wajib membeli tiket di loket sebelum masuk ke ruang selanjutnya. Ada beberapa foto stasiun lama yang terpajang di dinding. Menariknya, sistem check in tiket dibuat seperti saat akan naik kereta lho!.
Selanjutnya, ada jalan koridor panjang yang pada sisinya terpampang jelas semua hal tentang stasiun dan kereta api, mulai dari sejarah stasiun Ambarawa, jalur kereta, jenis gerbong dan foto-foto perkembangan kereta dari waktu ke waktu. Pada sisi lain koridor, ada gerbong kereta unik yang hanya bisa disaksikan di museum ini. Jangan sia-siakan waktu disini, karena membaca kisah stasiun ini sangat menarik!.
Informasi lengkap seputar sejarah Museum Kereta Api Ambarawa dan berbagai hal yang terkait di dalamnya bisa dibaca dengan santai. Mulai lokomotif kereta yang ada pada saat itu, jalur kereta, perjalanan perkeretaapian di Ambarawa, terowongan dan jembatan yang menjadi jalur kereta api, perawatan lokomitif, serta organisasi yang berhubungan dengan perkeretaapian dan lain sebagainya.
Beberapa terowongan yang dilalui jalur kereta antara lain :
- Terowongan Lampegan : Dibuat di desa Cibokor tahun 1879 - 1882. Menghubungkan jalur kereta api lintas Batavia - Bandung via Bogor/Sukabumi. Tahun 2013 dilalui KA tujuan Bogor - Sukabumi - Cianjur
- Terowongan Ijo : Ada di wilayah Desa Bumiagung, Kecamatan Rawokele, Kabupaten Kebumen. Dibangun tahun 1885 - 1886. Terowongan ini mungkin dinonaktifkan dan dijadikan cagar budaya.
- Terowongan Sasaksaat : Dibangun tahun 1902 - 1903 dan berada di jalur antara Purwakarta dan Padalarang.
- Terowongan Wilhelmina : Merupakan terowongan kereta api terpanjang di Indonesia (1116 meter). Berada di perbatasan antara Desa Sumber, Pangandaran, Jawa Barat. Saat ini tidak digunakan lagi dengan kondisi memprihatinkan.
Sedangkan jembatan yang dilalui jalur kereta api antara lain :
- Jembatan Progo : Menghubungkan Sedayu, Bantul dengan Sentolo, Kulonprogo. Memiliki panjang 96 meter dengan konstruksi baja tahan gempa. Konstruksi barunya pada tahun 1957 menjadikannya jembatan terunik di Indonesia.
- Jembatan Serayu Kebasen : Dibangun tahun 1915 seiring pembukaan jalur KA Cirebon - Kroya.
- Jembatan Cirahong : Penghubung Ciamis dan Tasikmalaya lewat jalur Kanonjawa, Kab. Tasikmalaya.
- Jembatan Cikubang : Dibangun pada tahun 1901-1903 dengan panjang 360 meter. Berada di lintas Padalarang - Purwakarta jawa barat.
- Jembatan Cisomang : Berlokasi di Desa Cisomang, Kab. Purwakarta, Jawa Barat. Menghubungkan kota Bandung dengan Jakarta. Dibangun pada tahun 1905. Tahun 2000 dibangun jembatan Cisomang baru sepanjang 243 meter.
Sejarah Museum Kereta Ambarawa
Awalnya, sebagai kota militer yang sedang berkembang, Belanda lebih dulu membangun kompleks benteng besar pada tahun 1835 dan selesai pada 1848. Latar belakang dibangunnya jalur kereta api Ambarawa adalah untuk kepentingan militer Belanda dan transportasi barang komoditas. Selain menjadi kota militer, Ambarawa juga menyokong garnizum Magelang untuk mengontrol daerah pedalaman. Baca : Benteng Pendem Ambarawa yang Estetis, Saksi Bisu Era Kolonial.
Sebelum beralih menjadi museum, stasiun ini dulunya bernama Stasiun Willem I, yang diambil dari nama raja Belanda saat itu, yaitu Willem Frederick Prins van Oranje-Nassau (1772-1843). Stasiun Ambarawa menghubungkan jalur Kedungjati - Beringin - Tuntang - Ambarawa yang dibangun oleh Netherland Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Pembangunan itu adalah syarat untuk mendapatkan izin konsesi pembangunan jalur kereta api pertama Semarang - Vorstenlanden (Solo - Yogyakarta).
Bangunan Stasiun Ambarawa saat ini adalah bangunan kedua, menggantikan bangunan lama yang terbuat dari kayu dan berdinding bambu. Karena dianggap tidak lagi menguntungkan, jalur kereta tersebut ditutup. Menyusul penutupan jalur tersebut, Stasiun Ambarawa beralih fungsi menjadi Museum Kereta Api Ambarawa dan telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya yang harus dilestarikan.
Koleksi lokomotif Museum Ambarawa |
Berikut seluk beluk Museum Kereta Ambarawa :
- 1873 : Stasiun Willem I diresmikan Belanda pada tanggal 21 Mei.
- 1905 : Jalur baru menghubungkan kawasan militer di Kota Magelang dengan Benteng Willem I di Ambarawa selesai dibangun pada 1 Februari.
- 1907 : Bangunan stasiun kedua dibangun menggantikan bangunan lama (1873) hingga tahun 1910.
- 1942 : Sejak Juni, jalur Kedungjati-Willem I dan Semarang Tawang - Solo Balapan - Yogyakarta yang semula menggunakan sepur (kereta) 1.435 mm diubah menjadi 1.067 mm.
- 1970'an : Lokomotif - lokomotif uap berguguran karena faktor usia.
- 1972 : Lahar letusan Gunung Merapi berdampak pada jalur Yogyakarta - Magelang - Secang dengan adanya banjir bandang.
- 1976 : Jalur kereta ditutup.
- 1978 : Beralih fungsi menjadi museum pada 21 April.
- 2006 : Lokomotif konvensional 2-6 OT C1218 dihidupkan kembali setelah lama disimpan di Cepu.
- 2010 : Ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Mendapat tambahan lokomotif diesel hidraulis D 300 23 dari depo lokomotif Cepu.
- 2014 : Lokomotif uap B 5112 buatan pabrik Hanomag berhasil dihidupkan kembali sejak Januari.
Dipo Lokomotif Ambarawa
Depo berada sekitar 300 meter dari stasiun. Depo ini memiliki empat jalur rel dan gudang depi berada di sebelah selatan. Bangunan ini kini dijadikan tempat parkir lokomotif dan tempat perawatan kereta lama.
Bangunan dipo lokomotif uap Ambarawa dibangun bersamaan dengan pekerjaan renovasi Stasiun Willem I Ambarawa tahun 1907 - 1910. Stasiun Ambarawa merupakan stasiun kereta api yang memiliki dua lebar sepur yang berbeda, yaitu lebar 1435 mm dan 1067 mm. Oleh karena itu bangunan dipo lokomotif juga mempunyai dua tipe pintu yang berbeda pula.
Awalnya, perusahaan kereta api NISM, membangun dipo dengan lima pintu hanggar. Sebanyak dua pintu hanggar digunakan untuk menyimpan lokomotif uap dan kereta kayu dengan lebar sepur 1435 mm dan tiga pintu hanggar lainnya untuk lebar sepur 1067 mm.
Bangunan dipo ini dibangun dengan konstruksi besi baja. Selain untuk menyimpan sarana kereta api, juga digunakan untuk memperbaiki bila terjadi kerusakan kecil. Disana juga terdapat ruangan untuk Kepala Dipo Traksi (KDT), ruangan administrasi, ruangan bubut mesin, ruangan gudang untuk menyimpan peralatan dipo. Selain itu juga terdapat ruang menyimpan bahan bakar baik kayu jati dan bahan bakar minyak untuk lokomotif diesel.
Jenis Lokomotif Kereta Api
1. Lokomotif dan Rel Bergerigi
Rel bergerigi terkoneksi dengan roda gigi pada lokomotif untuk menjaga agar lokomotif tidak selip. Saat kereta berjalan menanjak, posisi lokomotif mendorong atau berada di belakang rangkaian untuk menahan dan mendorong rangkaian kereta di depannya.
Di Indonesia, keberadaan lokomotif dan rel bergerigi dapat ditemui di Museum Kereta Api Sawahlunto, Sumatra Barat (E 1060) dan Museum Kereta Api Indonesia, Ambarawa (B 2502 dan B 2503). Jalur rel bergerigi yang masih aktif saat ini adalah rute Jambu - Bedono yang dapat dinikmati dengan Wisata Uap Ambarawa - Bedono.
2. Lokomotif Uap
Lokomotif uap adalah sarana perkerataapian untuk menarik/mendorong kereta, gerbong atau peralatan khusus dengan tenaga uap. Lokomotif pertama beroperasi tahun 1867 dengan dibukanya jalur Semarang - Tanggung sejauh 26 km. Lokomotif yang digunakan merupakan buatan Borsig (Jerman). Selanjutnya berbagai tipe lokomotif uap didatangkan dari Eropa dan Amerika oleh perusahaan swasta maupun negara.
Tahun 1952 DKA (Djawatan Kereta APi) memesan 100 unit lokomotif uap dari Jerman dan merupakan lokomotif uap yang terakhir dipesan. Kehadiran lokomotif diesel tahun 1959 di Indonesia mulai menggantikan peran lokomotif uap. Lokomotif uap dilestarikan di Museum Kereta Api Ambarawa dan sebagian diaktifkan kembali sebagai kereta wisata uap, yaitu Lokomotif B5112, B2503 dan B2502.
3. Lokomotif Listrik
Pemikiran penggunaannya muncul di wilayah Batavia karena pertimbangan jarak antar stasiun di Batavia yang pendek dengan kapasitas penumpang tinggi. Jalur kereta api di Batavia selesai pada 1924. Rangkaian kereta listrik pertama diluncurkan pada 6 April 1925 dengan rute Tanjung Priok - Jatinegara.
4. Lokomotif Diesel
Lokomotif diesel adalah sarana perkeretaapian untuk menarik atau mendorong kereta, gerbong atau peralatan khusus dengan menggunakan motor diesel. Lokomotif diesel terdiri dari dua tipe yaitu lokomotif diesel hidrolik dan elektrik. Operasional lokomotif diesel diresmikan oleh Presiden RI Ir.Soekarno pada tanggal 22 November 1953.
Koleksi Museum Ambarawa
Museum Kereta Api Ambarawa tidak hanya menyajikan informasi saja, tetapi juga barang-barang yang digunakan di stasiun pada masanya seperti lokomotif dan peralatan penunjang perkeretaapian. Bangunan klasiknya masih kokoh, klasik dan cantik tanpa adanya banyak perubahan.
Area museum ini masih tampak layaknya stasiun dengan fasilitas lengkapnya, berupa emplasemen, peron, depo, jalur rel, rumah dinas, menara air, pemutar lokomotif, gudang, peralatan administrasi, atribut perusahaan dari era SS, NIS dan PJKA, hingga halte kayu Cicayur & Cikoya.
Penerangan dan Dokumentasi |
Halte kayu |
Stasiun besar ini terdiri atas 3 banguan tertutup dan 1 bangunan terbuka untuk ruang tunggu penumpang. Ruangannya memiliki jendela kaca panel yang diatasnya dihias pasangan bata melengkung. Gudang ada di sebelah barat, barat laut, tenggara dan selatan stasiun. Di sebelah timur depo ada menara air dari beton yang ditopang tiang kayu. Sedangkan di sebelah selatan depo ada empat rumah dinas yang kini ditempati mantan pegawai PT. KAI.
Ruangan Gedung Stasiun |
Museum Kereta Api Ambarawa adalah museum kereta api satu-satunya yang menyimpan koleksi lokomotif tenaga uap beserta komponen-komponennya. Lokomotif ini digunakan pada tahun 1878 hingga 1964'an. Selain itu, Museum Ambarawa juga memiliki koleksi lokomotif yang digerakkan dengan bahan bakar kayu dan batu bara.
Beberapa lokomotif yang ada di stasiun ini diantaranya adalah lokomotif uap (lokomotif bergerigi) B 2502 dan B 2503 buatan Macshinenfabriek Esslingen yang kini masih dioperasikan sebagai kereta wisata. Jenis lokomotif bergerigi ini sudah langka dan hanya ada di Indonesia, Swiss dan India. Selain itu masih ada beberapa lokomotif uap seri B, C, D hingga jenis CC yang terbesar, yaitu CC 5025 (Swhweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik) yang ada di halaman museum.
Kereta Wisata Ambarawa
Menjadi satu-satunya museum kereta api yang memiliki koleksi langka, Museum Ambarawa meenyelenggarakan angkutan kereta api wisata yang bisa dinikmati wisatawan dengan nama Ambarawa Mountain Railway Tour. Tour ini menggunakan lokomotif uap bergerigi dengan rute dari Ambarawa - Jambu - Bedono dan kembali ke Ambarawa. Selain itu ada Kereta wisata rute Ambarawa - Tuntang yang dijalankan reguler menggunakan lokomotif diesel dan uap.
Ketentuan Pembelian Tiket KA Wisata Reguler Stasiun Ambarawa :
- Tiket kereta wisata reguler Rp 70.000/orang.
- 1 Orang hanya boleh beli tiket maksimal 4 buah tiket KA Wisata Reguler.
- Anak usia 3 tahun sudah dibelikan tiket.
- Pembelian tiket sesuai KTP/KTA penumpang.
- Tiket KA Wisata tidak boleh hilang. Jika hilang tidak dapat naik KA Wisata Reguler.
- 1 Orang memegang 1 tiket KA Wisata dan 1 tiket masuk museum.
Rute Ambarawa - Tuntang (Locomotive Diesel Vintage) reguler biasanya ada di hari Sabtu dan Minggu dengan jam keberangkatan pukul 11.30 & 13.00 WIB. Jadwal ini dapat berubah sewaktu-waktu dan jika ingin mencoba kereta api wisata di Ambarawa sebaiknya menghubungi pihak museum terlebih dahulu.
Tips Wisata di Museum Ambarawa :
- Taati tata tertib dan aturan museum.
- Segala bentuk pemotretan atau vidio untuk kegiatan modeling / photo session / prewedding / videografi / shooting dan sejenisnya harap berkoordinasi dengan pihak manajemen Museum Kereta Api.
- Jangan membawa minuman dan makanan ke dalam gedung museum.
- Harap merokok di tempat yang sudah disediakan.
- Dilarang melakukan kegiatan pengambilan gambar yang mengandur unsur mistis dan SARA di lingkungan Museum Kereta Api Ambarawa.
- Untuk reservasi/booking sewa kereta wisata lakukan minimal 3 minggu sebelum keberangkatan.
- Jangan mengotori area wisata dengan membuang sampah sembarangan maupun vandalisme.
Informasi Museum Kereta Api Ambarawa :
- Lokasi : Jalan Stasiun, Jl. Panjang Kidul No.1, Panjang Kidul, Panjang, Kec. Ambarawa, Semarang. (Map : Klik Disini)
- Buka / Tutup : 08.00 - 17.00 WIB.
- HTM : Rp.10.000 (Dewasa & wisatawan mancancegara) ; Rp.5.000 (Anak 3-12 tahun & pelajar berseragam).
- Fasilitas : Area parkir, toilet.
- Wisata Sekitar :Wisata Bejalen Indah, Benteng Pendem Ambarawa.